Pengertian Zakat

وَمِنۡهُم مَّن يَلۡمِزُكَ فِي ٱلصَّدَقَٰتِ فَإِنۡ أُعۡطُواْ مِنۡهَا رَضُواْ وَإِن لَّمۡ يُعۡطَوۡاْ مِنۡهَآ إِذَا هُمۡ يَسۡخَطُونَ  

Dan diantara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. (QS. At Taubah : 58)

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah : 103)

Dari keterangan tersebut kata shadaqah digunakan dalam pengertian zakat, dengan demikian zakat juga bagian shadaqah. Istilah shadaqah berasal dari kata “shadaqa” atau “ash-shidqu” yang artinya “jujur dan benar”. Orang yang mengeluarkan shadaqah berarti ia telah membuktikan kebenaran imannya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

 الصدقات برهان-رواه مسلم-

“Shadaqah itu adalah penjelas atau bukti.” (HR. Muslim)

Ditinjau dari segi hukumnya, shadaqah dibagi dua:

  1. Shadaqah yang wajib, yaitu zakat dan infaq wajib
  2. Shadaqah yang sunat, yaitu shadaqah biasa (termasuk di dalamnya hadiah, hibah, udhiyah, aqiqah, dan sebagainya)

Shadaqah yang sunat diberikan atas dasar kasih sayang atau belas kasihan, sehingga tidak dibatasi oleh agama, Nabi pernah menganjurkan isterinya Siti Aisyah untuk memberi daging dari sembelihannya kepada tetangganya yang beragama Yahudi.

Sedangkan shadaqah yang wajib diberikan bukan atas dasar kasihan semata tapi yang terutama karena ia adalah mustahiqnya serta dibatasi oleh agama. Shadaqah wajib tidak bisa keluar dari lingkaran kaum muslimin.

Makna Zakat

زَكَى – يَزْكُو – زكاء ؛ زَكَّى – يُزَكِّي – تَزْكِيَةً ؛ تَزَكَّى – يتَزَكَّى – زكاة؛

Zakâ – Yazkû = Bersih; Zakkâ – Yuzakkį - Tazkiyah = Membersihkan; Tazakkâ – Yatazakkâ = Mensucikan, Menumbuhkan, Menyuburkan, Berkembang; Zakât = Shaleh,  Tak Berdosa, Jiwa Yang Baik, Pilihan.

Dalam beberapa ayat Al Quran dijelaskan,

وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدٗا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ  

Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nuur : 21)

وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفۡسِهِۦۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ  

Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu). (QS. Fathir : 18)

قَالَ أَقَتَلۡتَ نَفۡسٗا زَكِيَّةَۢ بِغَيۡرِ نَفۡسٖ لَّقَدۡ جِئۡتَ شَيۡ‍ٔٗا نُّكۡرٗا  

Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". (QS. Al Kahfi : 74)

Secara umum Zakat artinya membersihkan manusia dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. 

Zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka, sehingga orang yang berzakat diharapkan bersih dari dosa. 

Sedangkan Zakat dalam arti khusus adalah mengeluarkan harta yang sudah ditentukan, baik itu jenis hartanya, waktunya, ukurannya, dan penerimanya. Firman Allah,

۞إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ  

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah : 60)