Shaum Ramadhan Akan Lebih Baik Jika Berilmu

Allah Swt berfirman,

فوَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ [٢:١٨٤]

Dan shaum itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah : 184)

Ayat di atas dengan tegas menjelaskan bahwa jika kita mengetahui atau berilmu, maka shaum itu akan menjadi lebih baik bagi kita. Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa melakukan ibadah shaum di bulan Ramadhan itu perlu ilmu. Begitupun ibadah yang lainnya, tanpa ilmu ibadah itu akan sia-sia. 

Setiap amal yang tidak didasari dengan ilmu yang benar, maka amal tersebut akan sia-sia. Begitupun dengan ibadah shaum di bulan Ramadhan, tanpa ilmu yang benar ibadah shaum kita akan sia-sia, sebagaimana peringatan dari Rasulullah ﷺ ;

Dari Abu Hurairah r.a., (bahwasanya) Rasulullah ﷺ pernah naik mimbar kemudian berkata: "Aamiin, Aamiin, Aamiin". Ditanyakan kepadanya: "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Aamiin, Aamiin, Aamiin?" Beliau bersabda: “Sesungguhnya Jibril 'alaihissalam datang kepadaku, dia berkata: "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak terampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Aamiin", maka akupun mengucapkan Aamiin...." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a, berkata; Rasulullah ﷺ bersabda : “Betapa banyak orang yang shaum, ia tidak mendapatkan pahala dari shaumnya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang berdiri (shalat malam), ia tidak mendapatkan pahala dari shalatnya kecuali rasa lelah saja.” (HR. Ibnu Majah)

Dua hadits tersebut menggambarkan betapa sia-sianya orang yang shaum di bulan Ramadhan tanpa ilmu, ia tidak mendapatkan ampunan dari Allah dikarenakan tidak memahami hakikat shaum yang sebenarnya. Rasa lapar dan dahaga serta berdirinya shalat di waktu malam tidak menjadikan hal tersebut mendapatkan pahala dari Allah Swt, karena tidak didasari dengan ilmu yang benar.

Peringatan dari Rasulullah ﷺ tersebut harus menjadi perhatian bagi orang-orang yang beriman, karena tidak semua orang yang melaksanakan shaum di bulan Ramadhan akan diterima oleh Allah Swt. Bahkan Allah Swt dalam firman-Nya mengingatkan penting beramal dengan dasar ilmu yang benar, sebab setiap tindakan akan dimintai pertanggungan jawabnya di akhirat kelak, sebagaimana firman-Nya;

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿٣٦﴾

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Israa : 36)

Sebelum beramal seorang muslim wajib membekali dirinya dengan ilmu tentang amal tersebut. Sebab setiap perintah ibadah mempunyai tujuan akhir yang jelas, seperti ibadah shalat akan mampu mencegah perbuatan keji dan munkar. Apabila shalatnya tidak mampu mencegah perbuatan keji dan munkar, berarti ada yang salah dalam pelaksanaan shalatnya. Bahkan shalatnya akan membuat dia celaka di akhirat nanti.

Di dalam pelaksanaan ibadah shaum pun terdapat kaifiyat atau tatacara yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. Dengan mengikuti syariat yang telah ditentukan, besar kemungkinan predikat “Taqwa” yang menjadi tujuan akhir dari ibadah shaum di bulan Ramadhan itu akan bisa kita raih. Tetapi sebaliknya apabila ibadah shaum ini tanpa didasari dengan syariat yang benar, maka penyesalan yang akan kita dapatkan di akhirat nanti.

Allah Swt berfirman : “Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”. (QS. Al-Kahfi : 103-104)

Kesungguhan dalam mengkaji ilmu tentang ibadah akan memberikan kemudahan kepada kita dalam memahaminya, dan Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Sebagaimana dalam sebuah hadits dijelaskan, “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga”. (HR. Muslim)